Laman

Selasa, 29 April 2014

Teruntuk Laiyina Ukhti

Hei kamu tahu sudah 2736 jam 24 menit lebih 10 detik sejak kedatangan kita di nanggroe meu-kap-kap ini, sejak kita meninggalkan comfort zone kita, meninggalkan keluarga, teman dan pekerjaan yang nyaman dengan gaji yang lumayan menurut kita :D. Banyak malam-malam di mana kita membicarakan masa depan, berbicang hal-hal yang tidak penting sampai yang memilukan, tertawa sampai sakit perut, menangis lagi, serius lagi. Entah kenapa malam ini flashback memoribilia disini muncul satu-satu di kepala yang membuatku sadar pengalaman kita worthed utk ditulis, ingin cerita ke anak cucu nanti, jaga-jaga kalau nanti pikun dini.

Lucu sekali mengingat pertama kali kita menginjakkan kaki di sini, berpindah-pindah penginapan hampir 5 kali mulai dari hotel sampai kamar korek api yang letaknya persis di atas kompor landlord yang  bahkan untuk berdiri tegak saja saya tak berani, takut kejedut. Pernah hampir encok karena memaksakan diri mengangkat koper seberat 20 kg ke lantai 4. Berusaha tidur dibawah suhu 12 derajat celcius tanpa sepre, selimut, bantal apalagi penghangat ruangan, hanya kasur dengan per-nya yang menonjol ke permukaan setia menemani. Saya ingat di malam-malam dingin itu kamu berusaha menutup dengan kain seadanya setiap celah yang memungkinkan masuknya udara dingin dari luar agar kita bisa tidur, tapi tetap saja gigi kita bergemeletuk dan mata susah terpejam.  
Bukan bukan sedang pamer seberapa menyedihkannya kita di sini, karena hidup dalam kekurangan sudah biasa kujalani, ini tidak ada apa-apanya, bahkan terasa lucu sekarang. Tapi yang terkadang membuatku sedih adalah karena aku telah menyeretmu dalam situasi seperti ini. Maafkan aku ya Laiyina.

Dan kemarau pun tiba, kita harus cukup puas dengan AC yang lebih tepat disebut kipas angin karena kapasitas dingin di bawah rata-rata AC normal pada umumnya yang ketika dihidupkan bergetar lah seluruh isi kamar dan tidak mungkin bisa tidur dengan kebisingan  dan getaran setinggi itu. Alhasil kita lebih sering tidur sambil mandi sauna, membiarkan baju basah oleh keringat semalaman, berusaha untuk tidur karena besok harus bangun pagi ke sekolah. Harus cukup puas mandi dengan air yang akhir-akhir ini hangat, meski badan sedang kepanasan karena efek dari summernya thai yang kadang mencapai 40 derajat celcius yang menurut orang lokal the worst summer-nya mereka. Lain ceritanya dengan 3 bulan yang lalu saat musim dingin, ingin sekali rasanya mandi air hangat, tapi apa boleh buat pemanas air di kamar mandi lebih sering rusak daripada benernya. Ah hidup persis seperti air kamar mandi kita ya, tidak selalu sesuai harapan. Ingin air dingin yang ada air hangat, ingin yang hangat yang ada air dingin. Entah memang benar manusia makhluk seribu keluhan.

Benar adanya dibalik kesulitan ada kemudahan dan hikmah yang tersimpan. Kesulitan-kesulitan kita di sini membuat kita belajar bersyukur dengan cara yang lebih indah. Bersyukur karena kita tahu di belahan dunia lain jangankan air untuk mandi, untuk minum saja susah. Sering kita rindu berseliweran di ruangan yang lebih luas, karena kamar kita terlalu sempit untuk sekedar mengundang inspirasi dan udara segar datang, tapi hamdalah terucap lagi mengingat orang-orang yang tidak punya tempat berlindung di luar sana. Berusaha bersabar menahan hawa nafsu meski sudah tak kuat ingin beli gorengan seharga seribu, karena kita tahu hidup bukan untuk perut. Semakin mengerti untuk belajar lebih giat lagi agar tidak direndahkan dan bisa jadi orang yang rahmatan lil’alamin. Sering kita pesimis dan merasa diri ini tidak ada apa-apanya melihat kesuksesan dan kebermanfaatan orang lain, ragu bisakah kita sebermanfaat itu, namun kita tetap optimis Allah sudah menyediakan jatah lainnya untuk kita, ketika kita gagal bahkan sebelum mencoba (if you know what I mean,hehe).

Allah maha baik mempertemukan kita dengan orang-orang baik dan siswa-siswa yang lucu, sehingga untuk sejenak kita lupa kita pernah benar-benar sedih. Membenarkan perkataan  imam syafi’i “merantaulah, maka kau akan menemukan pengganti teman dan kerabatmu”. Mengenalkan kita dengan beberapa orang yang stereotype, yang membuat kita berdoa semoga kita dijauhkan dari sifat tersebut. Menghargai orang lain meski kita direndahkan. Lebih meresapi firmanNya mengenai penciptaan berbagai bangsa dan suku untuk saling mengenal yang semoga dapat meningkatkan ketakwaan kita padaNya.

Senang rasanya merasakan pernah menjadi minoritas. Merasakan sensasi salat di fitting room, di depan toko orang, di box-box di pinggir taman, dan entah di mana lagi. Mengerti bagaimana lelahnya orangtua kita mencari uang dan belajar untuk berdiri di kaki sendiri. Ah, sungguh merantau di sini membuat cinta kepada keluarga dan teman semakin dalam, juga kepada Yang Maha Mencintai.

Terimakasih Laiyina karena telah sangat jauh menemani, telah sangat baik ingin mengerti dan telah sangat lelah mengingatkan diri ini. Jangan lupa janji kita kemarin malam agar persahabatan kita tetap hangat meski kita hidup berjauhan dan punya keluarga masing-masing nanti.  




in one of the bloom's room with love, 29 april 2014 
Catatan ini ditulis sambil memandangi wajah laiyina yang sudah terlelap disamping, sweet dream Laiyina :))

Selasa, 23 Juli 2013

PROUD BEING ONE OF YOU!!!

Tak terasa ternyata benar-benar sudah 4 tahun kita bersama, rasanya seperti bulan lalu mendaftar jadi mahasiswa baru dengan tampang culun mengiba penuh pengharapan bisa mendapatkan satu dua teman baru. Seperti minggu lalu Hp Uja yang entah dimana letaknya(karena memang sering kelupaan diletakkan dimana :D) berdering tanda ada sms masuk, sudah tahu siapa yg meng-sms dan hafal mati isi sms nya, kalau tidak “teman2 kita belajar di 1.03”, “teman2 siapa yang mau belajar GAB nanti siap asar di fkip baru, ruang dikondisikan”, atau “teman2 nanti sore belajar ariel di 2.04 ya”. Ah cepat sekali waktu berlalu, terasa cepat mungkin karena uja sangat menikmati masa-masa itu. Rasanya ingin mengulang rutinitas itu saja, ingin menjadi murid saja belajar bersama2 kalian (maaf buat teman-teman yang sudah bosan ya :)). Sungguh masa-masa itu sangat menyenangkan buat Uja, sensasinya sungguh membuat rindu. Tapi apa boleh buat life goes on! Mau tidak mau hidup terus berubah. Hari ini masih bisa bercanda renyah besok lusa siapa yang tahu.
Ya hidup selalu berubah, dinamis. Kabar baiknya kita punya hak untuk menentukan ingin berubah atas keinginan diri sendiri atau paksaan dari lingkungan, karena mau tidak mau perubahan pasti terjadi, jika kita tidak berusaha untuk berubah, otomatis lingkungan yang akan memaksa kita untuk  itu. Hak kita pula untuk memilih arah perubahan tersebut, ingin berubah ke arah yang lebih baik atau malah sebaliknya (semoga kita termasuk orang-orang yang berusaha melakukan perubahan ke arah yang lebih baik).

Beberapa hari yang lalu alhamdulillah Uja dan beberapa teman resmi menyandang gelar sarjana (mari kita doakan teman-teman yang insyaAllah akan segera menyusul dalam waktu dekat ini, amin). Bagi uja ini benar-benar mendadak sarjana, tiba-tiba saja sudah sarjana, sarjana pendidikan pula. Sungguh diri ini merasa tidak pantas mengingat banyak sekali kekurangan pribadi disana-sini yang masih harus diperbaiki. Namun sekali lagi perubahan mutlak terjadi, ini semua hanya masalah pilihan. Kita sendiri yang memutuskan ingin menjadi seseorang yang sudah pantas mendidik atau justru menjadi pribadi yang masih butuh banyak didikan. Yang pasti mendidik dan dididik 2 hal yang tidak dapat dipisahkan, karena setiap pribadi butuh dididik (pendidikan) sedangkan mendidik, dari awal tugas ini sudah menjadi amanah bagi seluruh umat manusia, mengingat kita semua pemimpin di bumi-Nya, dan mendidik merupakan salah satu tugas seorang pemimpin (banyak yang sadar akan amanah ini, beberapa sengaja dilupa dan tidak sedikit yang alpa). Setiap orang butuh pendidikan, dan siapapun yang dididik wajib mendidik kembali kira-kira begitu bahasanya. Untuk itu dimanapun kita berada nanti, dengan jenis pekerjaan apapun, dan gaji berapapun tetaplah menjadi pribadi yang selalu menjaga jiwa pendidiknya (NoteToMySelf), pribadi yang amanah, yang meski hidup berubah entah oleh apa kita tetap menjunjung tinggi idealisme masa muda kita, tetap berada di track-Nya. Selalu tanamkan di dalam hati segala yang kita usahakan di dunia yang fana ini akan diminta pertanggung jawabannya nanti, sehingga semoga darah kita terjaga dari rezeki-rezeki yang tak halal. Dan yang terpenting ingatkan Uja jika lupa untuk menjadi pribadi yang amanah. Karena inilah sebenarnya inti dari note ini, pesan untuk tetap saling mengingatkan, atau sekedar menanyakan kabar sesama meski kita tak satu ruang dan waktu lagi.

Last but not least PROUD BEING ONE OF YOU! Terima kasih untuk semua kebaikan kalian selama ini, atas ilmu yang telah kalian bagikan, dan pengertian untuk memaklumi segala kecerobohan Uja. Uja mohon maaf ya jika selama ini sering minjam buku/catatan kalian trus lupa balikin, atau ada yang merasa tersakiti, jujur Uja minta maaf sedalam-dalamnya (kayak mau mati aja, hehe). Mohon dimaafkan ya :). Overall, have a bright future buat kita semua. Sampai kita bertemu suatu ketika nanti ya?

Semoga kita bisa berkumpul di kondisi dan tempat yang lebih baik lagi (read:paradise). Amin.




Seseorang yang PALING ceroboh di kelas
di tengah lantunan Sahabat Kecil-nya Ipank dari Winamp.